Ratu Adil secara sederhana diartikan sebagai seorang “Ratu” atau “Raja”dan
pemimpin yang menjadi pemegang kekuasaan serta melaksanakan
kekuasaannya secara adil. Namun, dalam perkembangannya pemahaman arti
Ratu Adil tidak sederhana dalam kenyataannya, berbagai tradisi manusia
ternyata tidak cukup seseorang yang disebut Ratu Adil merupakan “Ratu”
atau “Raja” , tetapi lebih dari itu sebutan Ratu Adil hendaknya memiliki
kekuatan moral, spiritual, serta supranatural. Ratu Adil merupakan
manusia terpilih yang memiliki hubungan khusus dengan Tuhan, sehingga
sosok Ratu Adil sering dibayangkan sebagai sosok yang taat ibadah
memiliki sifat bijaksana, cakap, sabar dan ikhlas tidak mempunyai
orientasi kepentingan keduniawian dan mampu membawa rakyat keluar dari
malapetaka yang melanda negerinya[1]
Adanya berbagai ciri mengenai Ratu Adil
tidak mudah menunjuk sebuah sosok manusia untuk dijadikan dan dianggap
sebagai Ratu Adil, sehingga muncul dugaan serta anggapan terhadap
berbagai macam sosok manusia yang diklaim sebagai Ratu Adil oleh
golongan tertentu, apabila yang bersangkutan merupakan sosok yang
memiliki kharisma tinggi. Gerakan Ratu Adil yang muncul dalam sejarah
diterangkan Sartono Kartodirdjo sebagai gerakan keagamaan dengan
menunjukkan beberapa istilah mengenai gerakan Ratu Adil, antara lain :
Juru Selamat (mesianisme), Ratu Adil (millenarianisme), Pribumi (nativisme), Kenabian (Prophetisme), penghidupan kembali (revitalisme) atau menghidupkan kembali (revivalisme), istilah yang digunakan tidak selalu sama, dengan adanya sudut pandang yang berbeda pada gerakan sosial[2]
Dalam agama Islam dikenal Imam Mahdi
sebagai Ratu Adil, dalam tradisi Islam munculnya Ratu Adil merupakan
bagian penting terutama dalam golongan Syi’ah yang percaya akan
bangkitnya Imam ke-12 sebagai Imam Mahdi. Ratu Adil dalam agama Islam
sebagai kenabian (Prophetisme)[3] adalah Muhammad yang muncul sebagai seorang Rosul dan menyampaikan risalah agama pada Jaman Jahiliyah (kebodohan),
dengan adanya perubahan kondisi masyarakat yang diciptakan nabi
Muhammad SAW dari jaman Jahiliyah manjadi masyarakat Madaniyah yang
digambarkan sebagai keadaan sejahtera, keadilan terjamin serta
kebahagian menjadi tolak ukur kehidupan masyarakat, maka sosok Muhammad
merupakan Ratu Adil.
Dalam tradisi Jawa keberadaan Ratu Adil
selalu dikaitkan dengan ramalan Pujangga Jayabaya pada abad XI dan
merupakan raja kediri. Dalam ramalan Jayabaya ini merupakan ramalan
tertua mengenai Ratu Adil. Adapun ramalan yang lain diantaranya ramalan
Sabdo Palon pada masa akhir kerajaan Majapahit dan Pujangga
Ronggowarsito. Ketiga ramalan mengenai Ratu Adil ini merupakan sudut
pandang pribumi (nativisme), yang tidak lepas dari persoalan
gerakan keagamaan. Dari ketiga ramalan tersebut semuanya memberikan
gambaran urutan kejadian yang terjadi di pulau Jawa dalam beberapa jaman
dan pada akhirnya memperoleh kesejahteraan dengan kemunculan Ratu Adil.
Kemunculan Ratu Adil dalam tradisi Jawa secara Historis selama 300
tahun terakhir muncul dalam berbagai gerakan keagamaan yang menjawab
keadaan[4].
Munculnya Ratu Adil dalam sejarah
Indonesia khususnya di Jawa selama ini cukup banyak, namun demikian
tidak dapat dibuktikan kemunculan Ratu Adil tersebut. Munculnya Pangeran
Diponegoro, HOS Cokro Aminoto dan Ir. Sukarno dalam sejarah Indonesia
merupakan bukti rakyat mempercayai tokoh tersebut hadir sebagai sang
Ratu Adil sehingga dalam ruang geraknya mendapatkan dukungan yang luar
biasa dari rakyat. Hal ini terbukti dari penelitian Sartono Kartodirdjo
dan Sindhunata yang memiliki hasil sama bahwa adanya fenomena Ratu Adil
ada dalam sejarah Indonesia[5].
Ratu Adil pertama kali lebih sebagai ide
dari pada aksi, atau merupakan cita-cita yang memberikan gambaran masa
depan mengenai kehidupan manusia pada masa yang akan datang lebih baik
dari keadaan yang ada saat ini. Dalam penelitian yang dilakukan Sartono
Kartodirdjo maupun Sindhunata memiliki kesamaan dalam hasilnya. Namun
pada saat ide itu muncul akhirnya mengilhami sebuah gerakan sebagai aksi
yang dilakukan oleh berbagai tokoh mendapat dukungan besar dari
pengikutnya, sehingga menjadi aksi sosial yang tidak dapat dibendung
lagi. Hal ini terjadi dalam perang Diponegoro melawan Belanda yang
hampir-hampir membuat Belanda bangkrut dalam perang tersebut. Demikian
halnya dengan perubahan Serikat dagang Islam menjadi Sarekat Islam oleh
HOS Cokroaminoto dengan mendapatkan dukungan dari anggotanya yang luar
biasa serta pada saat Ir. Sukarno dalam mengobarkan perjuangan
kemerdekaan Indonesia pada masa pra kemerdekaan[6].
Fenomena kemunculan Ratu Adil disertai
oleh paham dalam merespon keadaan, sehingga pola gerakan yang ada sangat
variatif sesuai perkembangan jaman. Paham yang mendasari munculnya Ratu
Adil merupakan paham religi atau kepercayaan keagamaan, sebab tanpa
adanya paham gerakan tersebut gerakan Ratu Adil sulit untuk terjadi.
Fenomena Ratu Adil ada karena rusaknya tatanan sosial-politik,
sosial-ekonomi, dan sosial budaya, sebagai factor pemicu utama
kemunculan pengharapan Ratu Adil apabila keadaan yang sudah rusak
tersebut rakyat mendapat tekanan oleh pihak penguasa, sehingga rakyat
menginginkan adanya perubahan yang lebih baik secara revolusioner.
Factor yang tidak kalah pentingnya adalah adanya pemimpin kharismatik
yang muncul mencoba memberikan jalan keluar kerusakan tatanan
sosial-politik, sosial-ekonomi dan sosial-budaya tersebut.
Tata kehidupan yang menindas, tidak
adanya perubahan revolusioner yang terus menghimpit kehidupan akan
ditolak, bersama dengan sang pemimpin gerakan Ratu Adil ini, mencoba
menciptakan sebuah jaman dengan penuh kedamaian, kesejahteraan dan
keadilan. Dalam falsafah Jawa diungkapkan dengan pepatah gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja merupakan
sebuah cita-cita dan tujuan akhir dari sebuah gerakan Ratu Adil.
Sartono Kartodirdjo menegaskan bahwa gerakan-gerakan Ratu Adil terbagi
menjadi tiga kelompok. Pertama, gerakan-gerakan yang berbasis agraris, munculnya gerakan ini akibat ketidakpuasan sosial ekonomi. Kedua, gerakan-gerakan dalam merespon ketidakpuasan kondisi sosial-ekonomi yang dipicu dengan sentimen keagamaan. Ketiga, gerakan-gerakan yang sulit untuk diidentifikasi, terdapat ideology yang mendasari gerakan tersebut yang memiliki sifat millerianisme, mesianisme, nativisme, serta perang suci[7].
Tentang Ramalan Jayabaya
Ramalan jayabaya dapat ditemui lebih dari dua puluh kitab ramalan yang tersebar di tengah masyarakat. Dari banyak jenis ramalan yang ada menurut R. Tanoyo[8] (pakar kejawen) ramalan Jayabaya tertua dan asli adalah kitab “Asrar” karya Sunan Giri Perapen, pada tahun 1540 Saka atau tahun 1618 Masehi. Menurut Umar Hasyim[9] kitab-kitab yang menjadi sumber dari ramalan Jayabaya adalah 1) kitab “Ásrar” karya Sunan Giri Perapen (Sunan Giri ke-3) yang ditulis pada tahun 1540 Saka atau tahun 1028 Hijriyah. 2) kitab “Jangka Jayabaya” yang berjudul kidung, karya Pangeran Wijil I (Pangeran Kadilangu II) pujangga Kraton Kartasura pada masa Paku Buwana II, disusun pada tahun 1666-1668 Saka atau 1741-1743 Masehi.
Dua buah kitab pokok ramalan Jayabaya
tersebut sampai saat ini belum ditemukan naskah aslinya. Kedua kitab
ramalan Jayabaya ini memberikan inspirasi bagi para pujangga pada abad
17 dan 18 Masehi untuk dapat menciptakan ramalan Jayabaya sesuai dengan
imajinasinya. Dengan adanya gubahan para pujangga maka muncul berbagai
macam kitab yang menerangkan ramalan Jayabaya. Diantara kitab ramalan
Jayabaya antara lain[10]:
- “Kitab Musarar” berwujud kidung, karya seorang pujangga Surakarta yang tidak diketahui namanya. Kitab ini disusun tahun 1675 Saka atau tahun 1749 Masehi.
- “Kitab Jangka Ratu” berwujud kidung, karya seorang Panembahan di Madura, tidak diketahui tahun penulisannya.
Ramalan Jayabaya yang terdapat dalam
kitab Musarar memiliki dua buah isi mengenai ikhtisar pulau Jawa sejak
jaman purba hingga jaman kekuasaan raja Sunda Rowang dan Mataram. Kedua
berisi tentang ramalan yang merupakan maksud rahasia dari Susuhunan Giri
Perapen yang termuat dalam kitab Asrar. Isi yang termuat dalam ramalan
kitab Musarar memiliki maksud yang sesungguhnya ditujukan kepada Sultan
Agung antara lain[11]:
- Memperingatkan langkah Sultan Agung untuk tidak melanjutkan menundukkan Adipati dan Bupati di Jawa Timur, sebab akan menimbulkan kegaduhan yang dahsyat
- Membelokkan maksud Sultan Agung agar memerangi musuh yang berasal dari luar Jawa (VOC) karena akan dapat menguasai pulau Jawa. Musuh yang berasal dari luar telah menguasai Sunda Rowang atau Jayakarta.
- Dikhawatirkan kekuasaan Sunda Rowang dan Mataram bersatu memutar Cakra negara Jawa yang akhirnya mencelakakan Nusa Bangsa Jawa dengan mendapat jaminan akan kedudukan. Sedangkan Nusa Bangsa Jawa dikorbankan untuk kepentingan sendiri dan penjajah yang angkara murka.
- Kekuasaan di Sunda Rowang harus digantikan oleh bangsa sendiri yang dipercayakan kepada teman sebangsa yang dipercaya. Namun jika mampu kelak dikemudian hari ada yang berhasil mengusir musuh dari asing tersebut.
- Maksud Sunan Giri Perapen yang terakhir adalah bukan untuk mengharapkan singgasana kerajaan namun mempertahankan kedudukan sebagai Waliullah dan sekaligus sebagai Khalifah untuk seluruh tanah Jawa dan Madura. Sebab sejak jaman Mataram berdiri hanya diakui sebagai hakim biasa, tidak dapat melantik siapapun yang bertahta di Jawa dan Madura.
Dengan berpegang pada kitab “Asrar”
karya Sunan Giri Perapen (Abad 16), jangka Jayabaya karya Pangeran Wijil
I, dan karya-karya R. Ng. Ranggawarsita, maka ramalan Jayabaya bukan
karya Prabu Jayabaya raja Kediri. Mengingat kehidupan Prabu Jayabaya
raja Kediri pada abad 11 Masehi. Dr. Abdurrahman (sejarawan dan mantan
Bupati Sumenep) menegaskan belum ada bukti yang dapat menyatakan bahwa
Jangka Jayabaya merupakan karya Prabu jayabaya raja Kediri[12].
R. Tanoyo menyebutkan ramalan jayabaya merupakan karya Sunan Giri
Perapen dan Pangeran Wijil I, bukan karya Prabu jayabaya raja Kediri[13].
Jangka Jayabaya yang tersebar di masyarakat merupakan kisah turun
temurun dari nenek moyang dan sudah jauh dari sumbernya. Gubahan para
pujangga menyebut ramalan tersebut dengan Jangka Jayabaya agar para
pembaca tertarik. Nama “Jayabaya” di jadikan Trade Mark pada karya para
pujangga tersebut untuk menarik popularitas dan menarik para pembaca.
Sebab Prabu Jayabaya terkenal dan termasyhur di Pulau Jawa sekaligus
terkenal sebagai titisan Batara Wisnu.[14]
Waktu Kemunculan Ratu Adil Menurut Ramalan Jayabaya
1. Menurut Jangka Jayabaya dan Kitab Musasar
Ratu Adil sang juru selamat dengan
Herucakra dalam ramalan Jayabaya merupakan kunci utama yang sangat
berpengaruh bagi rakyat. Kedatangan Ratu Adil memiliki kesamaan dengan
Imam Mahdi atau Mesias. Kemunculan Ratu Adil selalu dinantikan
kehadirannya oleh manusia sebagai jawaban masalah hidup manusia yang
melilit. Secara jelas ramalan Jayabaya menerangkan bahwa Jangka jaman
terjadi dalam tiga jaman besar (tri kali jaman) dan tujuh jaman kecil
(saptama kala jaman). Jangka kaman tersebut menandakan adanya suatu
ramalan bagi jaman yang belum terjadi.
Risalah Jayabayamenunjukkan kehadiran Ratu Adil dengan lambang “Tunjung Putih semunetedhak sinumpet”
(seorang berhati suci yang masih disembunyikan identitasnya oleh
kegaiban Tuhan). Setelah selesai masa pemerintahannya munculjaman Kala
bendhu. Jaman Kala Bendhu berlangsung tahun 1700-1800. pada masa ini
kerajaan yang ada antara lain Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta. Kasultanan Yogyakarta diperintah oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono VI (1731). Kasunanan Surakarta diperintah Susuhunan Paku Buwono
VII(1705), Susuhunan Paku Buwono VIII (1733), Susuhunan Paku Buwono IX
(1744)[15].
Keadaan jaman Kala Bendhu merupakan
jaman edan karena banyak orang mengejar kepentingan pribadi. Angkara
murka menguasai keadaan. Keadaan jaman susah akan hilang dengan
bergantinya jaman menjadi jaman Kala Suba. Jaman Kala Suba merupakan
jaman kegembiraan rakyat. Jaman Kala Suba dikenal dengan munculnya Ratu
Amisan yang juga disebut Sultan Heru Cakra. Dalam sejarah jaman Kala
Suba (1801-1900) dikenal tokoh Pangeran Diponegoro sebagai Ratu Adil
yang melawan penjajah Belanda. Pangeran Diponegoro dalam sejarah
mempergunakan gelar Sultan Ngabdulkamid Erucakra Kabirul Mukminin Sayidina Panatagama Jawa Khalifat Rasulullah yang berarti Sultan Ngabdulkamid Erucakra = Ratu Adil, Kabirul Mukminin = orang pertama darinoprang-orang yang yakin, Sayidina = pemuka agama, Panatagama Jawa = Pemimpin Agamadi tanah Jawa, Khalifat Rasulullah = Khalifah Rasul Allah[16]
Perang Diponegoro selama tahun 1825-1830
mengobarkan semangat rakyatdengan simbol-simbol Ratu Adil dari
gerakannya. Perang dengan dukungan yang luar biasa tersebut
mengakibatkan Belanda mengalami kebangkrutan[17].
Namun demikian akhirnya kekalahan Perang Diponegoro membuat rakyat
tidak gembira dalam jamankegembiraan karena penjajahan tetap
berlangsung.
Peristiwa gerakan Ratu Adil dalam jaman
Kala Suba terjadi di Klaten dengan peristiwa Mangkuwijaya pada tanggal 8
juli 1865. gerakan ini mengalami kegagalan sebelum melancarkan aksinya.
Gerakan yang dilakukan oleh Mangkuwijoyo diilhami dari tulisan-tulisan
yang berisi ramalan Jayabaya. Pengikut gerakan Mangkuwijoyo percaya
bahwa orang asing akan dibinasakan serta Surakarta dan Yogyakarta
dihancurkan. Gerakan tersebut telah direncanakan empat tahun sehingga
telah meluas sampai daerah Tegal dan Pekalongan. Berbagai piagam yang
disebar memberikan janji bahwa bagi para pemegangnya akan mendapatkan
pangkat tertentu. Seperti Jagupla yang dikabarkan akan menjadi patih dan
R.M. Mohammad dianggap sebagai Ratu Adil atau Erucakra[18].
Peristiwa Srikaton (1888 M) setelah
terjadi di Cilegon dilanjutkan dengan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Gerakan Srikaton bertujuan merobohkan pemerintahan dan mendirikan
negara Islam. Gerakan ini dipimpin oleh Imam Rejo dengan menyerbu
Srikaton (pesanggrahan Sri Mangku Negara). Dari pesanggrahan Sri Mangku
Negara tersebut dimulai pemberontakan dengan tujuan penyucian agama.
Gerakan Srikaton dilanjutkan menuju Ngawi untuk mendirikan negara Islam.
Gerakan ini dipatahkan Sri Mangku Negara dengan satu pasukan kavaleri,
dalam peperangan tersebut Imam Rejo tertembak mati dan gerakan Srikaton
tidak ada kelanjutannya.[19]
Dari ketiga gerakan Ratu Adil ini tidak
memunculkan Ratu Adil pada jaman Kala Suba yang berlangsung pada tahun
1800-1900. Kemunculan Ratu Adil masih diharapkan pada jaman berikutnya
yaitu: jaman Kala Sumbaga atau Jaman Kala Surasa.
2. Ramalan menurut Jangka Jayabaya versi Sabdo Palon
Prediksi kemunculan Ratu Adil pada jaman
Kala Sumbaga merupakan pengharapan pasca jaman Kala Suba yang belum
melahirkan Ratu Adil. Kemunculan Ratu Adil menurut jangka Jaya baya
versi Sabdo Palon adalah lima abad sesudah runtuhnya kerajaan Majapahit
(1478)yang berarti 1978. Ungkapan tahun 1978 sebagai tahun kemunculan
Ratu Adil merupakan tahun potensi, sehingga masih berupa kemungkinan.[20]Mengingat
tahun 1978 sudah berlalu dan menjelang Kala Surasa Indonesia justru
mengalami krisis multidimensional maka tahun 1978 tersebut bukan
merupakan kemunculan Ratu Adil.
Waktu kemunculan Ratu Adil berkisar lima
ratus tahun sesudah keruntuhan Majapahit, diterangkan Sunan Kalijaga
dalam pupuh Kinanthi Serat Lambang Praja karya Mangunwijoyo menyatakan
kehadiran Ratu Adil adalah lima ratus tahun semenjak kerajaan Demak.
Ratu Adil kaping telu; Dereng kalampahan
mangkin; Taksih kirang gangsal jaman; Tetepira angindaki; Saking
pangandika nata; Nanging jaman wuri-wuri; Ilang kaelokanipun; Karana
Sagunging jamni; Amung mbujeng kalahiran; Tan wonten nedya martapi;
Ngegungakun suka-suka; Nengeaken Sangga-runggi
(Mangunwijoyo, Serat Lambang Praja)
Artinya :
Kurang lebih masa datangnya RATU Adil
itu, masih kurang lima jaman, sejak dinasti Demak. Hanya pada jaman itu
daya tarik ke-Ratu Adilan tertutup oleh aspek kelahiran, tanpa ingat
akan “lautan” daya tenaga dalam tenaga; orang lebih memilih
bersenang-senang dahulu, sambil mecari kesalahan pihak lain.[21]
Pupuh Kinanti Serat Lambang Praja karya
Mangunwijoyo ini menduung kemunculan Ratu Adil setelah lima abad
keruntuhan kerajaan Majapahit karena kerajaan Demak merupakan kerajaan
pengganti kerajaan Majapahit. Pada zaman Kala Sumbaga (1901-2000)
kehadiran Ratu Adil ditegaskan sebagai proses kemerdekaan Indonesia yang
menjadikan jembatan emas menuju keadaan damai dan makmur. Keadaan jaman
Kala Sumbaga digambarkan sebagai negara yang terkenal kepenjuru dunia
dengan penuh kebaikan.
Gerakan Ratu Adil yang muncul pada
peristiwa Tambakmerang di Wonogiri (1935) yang dipimpin Kyai
Wirasanjaya. Gerakanyang dilakukan dengan membentuk model kerajaan dari
keraton Solo.[22]
Para murid Kyai Wirasanjaya diajarkan kenduri dan puji-pujian yang
dirahasiakan. Gerakan Kyai Wirasanjaya menegaskan bahwa akan terjadi
bencana banjir bandang sebelum datangnya jaman makmur. Orang akan dapat
selamat bila belajar kepada Kyai Wirasanjaya. Gerakan Tambakmerang
berakhir setelah Kyai Wirasanjaya ditahan oleh aparat pemerintah.
Kerajaan Ratu Adil diseluruhnya menyatakan bertempat di Ketangga (hutan
yang berada di sebelah utara Madiun), pada tempat tersebut dimaksudkan
sebagai kunjungan Sumasari (seorang pengagung dari Malangyuda dan Imam
Reja), pemimpin gerakan Srikaton. Krumasegia mengaku sebagai Ratu Adil
dari Srandakan Bantul Yogyakarta, berkhotbah bahwa kwrajaannya berasal
dari Ketangga[23].
Peristiwa gerakan Ratu Adil ada dan
mengakar sesuai dengan pledoi yang disampaikan Ir. Sukarno dalam
persidangan pengadilan negeri Bandung tahun 1930 M. Ir Sukarno
menyatakan :
Haraplah fikirkan tuan-tuan Hakim,
apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya
“Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih
terus menyalakan harapan rakyat. Apakah sebabnya seringkali kita
mendengar bahwa di desa ini atau di desa itu telah muncul seorang “Imam
Mahdi” atau “Heru Cakra” atau turunan seorang Wali Sanga. Tak lain tak
bukanlah oleh karena hati rakyat yang menangis itu, tak
berhenti-hentinya, yak habis-habisnya menunggu-nunggu atau
mengharap-harapkan datangnya pertolongan, sebagaimana orang yang berada
dalam kegelapan tak hentihentinya pula saban jam, saban menit, saban
detik, menunggu-nunggu dan mengharap-harapkan : kapan, kapankah matahari
terbit.”[24]
Pengharapan munculnya Ratu Adil pada
jaman Kala Sumbaga tidak hanya suatu gerakan Mesianistis. Dalam ramalan
R. Ng. Ranggawarsita menyebutkan kelahiran ratu adil adalah tahun 1877
Jawa bertepatan dengan tahun 1945 Masehi. Tahun 1945 merupakan
kemunculan Ratu Amisan yang diungkapkan dalam jangka Jayabaya. Ramalan
dalam kitab Joko Lodhang ini dipersonifikasikan dalam sosok Ir. Sukarno
sebagai plokamator yang memimpin kemerdekaan Indonesia dari cengkraman
penjajah Dalam perjalanan sejarah akhirnya Ir. Sukarno dipaksa turun
dari kursi presiden pada tahun 1966 dan akan harum kembali namanya pada
masa reformasi.
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia Sarekat Islam berkembang menjadi gerakan Ratu Adil terbesar di
pulau Jawa. Namun HOS Cokroaminoto yang dihubungkan dengan Herucakra
(Erucokro) dalam kitab Jayabaya menunjukkan keraguan dan menyatakan Ratu
Adil yang dinantikan bukan berwujud manusia tetapi berwujud ide
sosialisme. Dengan pernyataan HOS Cokroaminoto tersebut kehilangan arti
mistiknya, selanjutnya Sarekat Islam digemakan dalam kemerdekaan
Indonesia sebagai partai politik
Pengharapan kedatangan Ratu Adil pada
jaman Kala Sumbaga belum dapat tercapai . Ir. Sukarno sebagai orang yang
memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia mampu membuat terkenal
sampai penjuru dunia namun keadaan rakyat pada masa pemerintahannya
masih banyak yang kurang memperoleh kesejahteraan. Dengan belum adanya
kesejahteraan maka Ratu Adil belum dapat dinyatakan telah hadir di muka
bumi. Ramalan yang menegaskan lima abad setelah kerajaan Majapahit
runtuh tidak terbukti. Pengharapan kemunculan Ratu Adil pada jaman Kala
Surasa yang merupakan jaman terakhir dari Tri Kali Jaman dan Saptama
Kala sebelum datangnya kiamat.
1 komentar:
BUAT ANDA INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL SILAHKAN MENGHUBUNGI KI ANGEN RUSMAN DI NMR ( 082 334 222 676) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 10 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
BUAT ANDA INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL SILAHKAN MENGHUBUNGI KI ANGEN RUSMAN DI NMR ( 082 334 222 676) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 10 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
BUAT ANDA INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL SILAHKAN MENGHUBUNGI KI ANGEN RUSMAN DI NMR ( 082 334 222 676) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 10 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
Posting Komentar