budaya dan mitos yang berkembang di
kalangan masyarakat. Salah satu mitos kuno mengenai ramalan itu datang dari salah satu tokoh terkenal di kerajaan Kediri yakni Prabu Jayabaya.
Pria bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhaya Lancana itu dipercaya melahirkan sebuah kitab ramalan yang dipercaya banyak
orang dari generasi ke generasi sebagai kunci peradaban Indonesia.
Diantara ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah mengenai pemimpin ( presiden ) Indonesia dengan inisial nama No-To-No-Go- Ro.
Tak hanya itu saja, konon ada beberapa
ramalan Jayabaya yang benar-benar terbukti telah terjadi di negeri ini. Seperti yang sedang heboh mengenai prediksi meletusnya gunung Slamet yang bisa membelah pulau Jawa.
Coba disimak baik-baik ya,
1. Pulau Jawa Banjir
Salah satu hal yang rutin muncul ketika musim penghujan tiba di Indonesia adalah banjir. Memang sih, banjir terjadi karena tingkah laku manusia yang tak peduli pada lingkungan seperti membuang sampah sembarangan.
Namun tahukah pemirsa sekalian, kalau Jayabaya sudah memperkirakan bahwa banyak kawasan di Jawa bakal tergenang air. Di mana Jayabaya menyebut masa itu sebagai jaman Kalatirto.
Zaman Kalatirto (zaman air) diyakini Jayabaya sebagai banjir karena Sang Hyang Raja Kano yang bertahta di negara Purwocarito sering menata batu besar untuk membendung kali (sungai) dan bengawan. Masa itu dihitung mulai 301-400 tahun matahari atau 310-412 tahun Candra.
2. Korupsi Merajalela
Korupsi memang seakan sudah menjadi
penyakit yang begitu merajalela di Indonesia
ini. Kendati praktek penegakan dan tolak
korupsi sudah dilaksanakan, faktanya korupsi selalu masih saja terjadi. Bahkan para pejabat yang dianggap amanah, kerap kali malah tersandung korupsi yang begitu mengecewakan rakyat, merugikan dan melanggar sumpah mereka.
Namun yang patut diperhatikan adalah, Jauh sebelum korupsi merajalela, Jayabaya
pernah menulis ‘Akeh janji ora ditetepi, akeh
wong nglanggar sumpahe dewe. Akeh
menungso mung ngutamakke duwit, lali
kemenungsan, lali kebecikan, lali sanak, lali
kadang’. Ramalan itu berarti, banyak orang
yang melanggar janji dan sumpah masing- masing. Banyak orang yang hanya mengutamakan uang sehingga lupa
perikemanusiaan, kebaikan dan saudara.
Sungguh, bukankah itu sudah terlihat dalam
masa saat ini ?…atau hanya kebetulan ?
3. Pulau Jawa Terpecah
Pemirsa pastinya pernah mendengar yang namanya Atlantis?
Dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh Prof Arysio Santos, Ph.D terungkap bahwa Atlantis adalah negeri tropis yang berlimpah mineral dan kekayaan hayati.
Konon secara tersirat dalam buku berjudul
Atlantis the Lost Continent Finally Found itu
menyebutkan jika Atlantis adalah Indonesia.
Kemewahan Atlantis itu mendadak lenyap
karena bencana maha besar yang memisahkan Jawa dan Sumatera sehingga menenggelamkan ebih dari separo nusantara yang diperkirakan terjadi pada 11.600 tahun lalu.
Namun menurut ahli sejarah Kediri, Ki Tuwu,
tenggelamnya Atlantis itu sudah diramalkan
oleh Jayabaya dalam kitab Jangka Jayabaya.
Jayabaya menyebutkan bahwa saat periodesasi zaman besar kedua, pulau Jawa
yang saat itu masih menyatu dengan pulau-
pulau lain bakal mengalami perubahan yakni terpecah menjadi pulau-pulau kecil.
4. Cari Pesugihan
Pasti sudah pada tahu kan tentang pesugihan ?
Jadi admin ‘gak perlu lagi menulis disini, lagian admim juga ‘gak punya pesugihan kog, jadi ‘gak tahu mau nulis apa, haha.,
Yang jelas Itu adalah fenomena orang-orang yang ditudingmalas bekerja mencari uang dan memilih jalan mistis demi mendapat kekayaan.
Rupanya hal itu sudah diramalkan oleh Jayabaya bakal terjadi di Indonesia kelak yang sepertinya memang benar-benar terjadi masa kini.
Melalui ramalannya, Jayabaya menyebutkan, ‘Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin. Luwih utama ngapusi. Wegah nyambut gawe kepengen kepenak, ngumbar nafsu angkara murka, nggedekake duraka’.
Secara umum, ramalan dalam bahasa Jawa itu bisa berarti bahwa banyak orang yang bekerja baik-baik malah merasa malu sehingga lebih memilih menipu.
Akan ada banyak orang yang malas bekerja tetapi ingin kaya (pesugihan).
Banyak orang yang memilih jalan hawa nafsu angkara murka dan melakukan perbuatan dosa besar.
5. Perubahan Peradaban
Jayabaya mungkin tak akan pernah bisa
melihat jika peradaban Indonesia sudah
menjadi luar biasa maju dan modern seperti
saat ini. Namun sang prabu Kediri itu rupanya sudah memiliki prediksi bakal seperti apa peradaban anak cucunya kelak dalam sebuah ramalan dan sindiran.
‘Mbesuk yen ana kereta mlaku tanpa jaran,
tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing
duwur awang-awang. Kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, iku tanda yen tekane jaman Joyoboyo wes cedak’.
Kalau diterjemahkan bisa berarti, akan ada
masa di mana kereta berjalan tanpa kuda
(mobil/kendaraan bermotor), tanah Jawa
berkalung besi (rel kereta api), perahu berjalan di angkasa ( pesawat terbang). Sungai hilang sumber airnya dan pasar hilang kumandangnya. Karena memang, tradisi pasar di pagi hari yang sering ditemukan orang tuamu saat kecil kini sudah tergantikan dengan pasar
modern di mall-mall.
6. Seks Bebas Marak
Jika pada masa sekarang kamu akan sering
mendengar kasus seks bebas yang semakin
lama justru berkembang di kalangan generasi muda, ratusan tahun sebelumnya, Jayabaya sudah memprediksi jika hal tersebut bakal terjadi.
Menurut Ki Tuwu, Jayabaya pernah menulis, ‘Wong wadon ilang kawirangane,
wong lanang ilang prawirane’. Ungkapan itu bisa berarti banyak perempuan yang kehilangan rasa malunya dan banyak
lelaki yang hilang kehormatannya. Hal ini
dikaitkan dengan fenomena seks bebas yang seakan-akan para perempuan itu lupa bahwa keperawanan harusnya dijaga sampai nanti mereka menikah.
6 Ramalan Jayabaya Ini Terbukti Sudah Terjadi di Indonesia.
Ramalan adalah sebuah hal yang di luar logika. Terkadang ada yang percaya atau tidak. Namun bagaimana jika ramalan Jayabaya sudah terbukti?
7. Bakal Segera Kiamat
Salah satu lagi ramalan yang diduga mengenai akhir dari Indonesia rupanya juga pernah diungkapkan oleh Jayabaya. Jayabaya menyebutkan jika ada waktunya negeri ini mencapai periode penghabisan (Kalasengoro) yang dibagi menjadi Sapto Maloko atau tujuh zaman yang periodesasinya masing-masing
100 tahun lamanya.
Zaman-zaman itu adalah Kolodjonggo di mana orang-orang mementingkan dirinya sendiri, lalu Kalasekti saat orang-orang berebut kekuasaan.
Ketiga adalah zaman Kalijodo mengenai
fenomena orang-orang yang gila hormat. Lalu ada Kalabendu saat banyak orang menderita, yang disusul dengan Kalasubo di mana akan banyak orang bersuka cita dan hidup berbahagia. Keenam akan memasuki zaman Kalasumbaga di mana banyak orang yang mengutamakan kepandaian sehingga banyak tokoh pergerakan yang lahir.
Terakhir, akan memasuki zaman Kalasuroto
yang konon terjadi pada 2001-2100 tahun
surya di mana banyak orang-orang yang manis budinya dan lemah lembut muncul.
Setelah ketujuh masa itu berakhir, maka dunia akan berhadapan dengan kiamat yang masih menjadi misteri.
Apakah ramalan Jayabaya soal kiamat di tahun 2100 bakal terjadi ?
Semua itu hanyalah rahasia Tuhan Yang Maha Esa.
Anda tidak harus dan jangan pernah percaya ramalan ya…
0 komentar:
Posting Komentar