Legenda penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul hidup di tengah masyarakat. Meski berada di alam tidak nyata, Kanjeng Ratu Kidul –sebagian mengatakan Nyi Roro Kidul- memiliki kedekatannya dengan Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam (1587-1601). 

Ada harmoni edukasi dalam kisah cerita antara alam nyata dan goib ditengah masyarakat. Menurut cerita, Kangjeng Ratu Kidul sangat terpikat dengan Panembahan Senopati yang mampu menembus dimensi alam gaib. 

 

 Kyai Ageng Pemanahan bergelar Kyai Ageng Mataram. Mataram adalah nama daerah yang dihadiahkan kepadanya oleh Sultan Sultan Hadiwijoyo, Sultan di Kerajaan Pajang. Karena Kyai Ageng Mataram bersama putranya Hangabehi Loring Pasar (Danang Sutowijoyo) telah dapat mengalahkan Raden Adipati Aryo Penangsang pada tahun 1527 M di Jipang Panolan.


Telah banyak bersliweran kabar, informasi, cerita legenda dan hikayat tentang keberadaan abdi dalem Kraton MAJAPAHIT (WILWATIKTA) yang bernama SABDO PALON dan NAYA GENGGONG. Dari yang bersifat sangat halus hingga yang berisi SUMPAH SERAPAH yang bersangkutan di era runtuhnya MAJAPAHIT. Belum lagi terbitnya saduran buku-buku baik berupa ajaran atau ramalan yang mengatas namakan dua abdi ini, tetapi semuanya tidak dapat menunjukkan rujukan asli dari sumber ceritanya.


Bukan dajal yg turun ke nusantara untuk mengabarkan tentang kiamat seperti halnya yg tlh bnyk di singgung dlm brbagai ulasan sejarah nusantara. Sudah menjadi pengetahuan umum bagi umat Islam tentang tanda tanda kiamat,yg di antara salah satunya adalah akan mumcul dajal ke bumi. Sabdopalon noyogenggong adalah tokoh besar di kerajaan majapahit,beliau berdua adalah perwujudan gaib yg nyata. Beliau berdua adalah penasehat kerajaan majapahit yg senantiasa mendampingi PRABU BRAWIJAYA V dlm mengatur kepemerintahan MAJAPAHIT yg tersohor di nusantara ini.

Di dalam uraian ini saya akan mengawali dengan menandai suatu masa atau periode dalam Sinom bait 18 yang berbunyi :

 
Ratu Adil secara sederhana diartikan sebagai seorang “Ratu” atau “Raja”dan pemimpin yang menjadi pemegang kekuasaan serta melaksanakan kekuasaannya secara adil. Namun, dalam perkembangannya pemahaman arti Ratu Adil tidak sederhana dalam kenyataannya, berbagai tradisi manusia ternyata tidak cukup seseorang yang disebut Ratu Adil merupakan “Ratu” atau “Raja” , tetapi lebih dari itu sebutan Ratu Adil hendaknya memiliki kekuatan moral, spiritual, serta supranatural. Ratu Adil merupakan manusia terpilih yang memiliki hubungan khusus dengan Tuhan, sehingga sosok Ratu Adil sering dibayangkan sebagai sosok yang taat ibadah memiliki sifat bijaksana, cakap, sabar dan ikhlas tidak mempunyai orientasi kepentingan keduniawian dan mampu membawa rakyat keluar dari malapetaka yang melanda negerinya[1]


Negeri ini memang memiliki banyak sekali
budaya dan mitos yang berkembang di
kalangan masyarakat. Salah satu mitos kuno mengenai ramalan itu datang dari salah satu tokoh terkenal di kerajaan Kediri yakni Prabu Jayabaya.
Pria bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhaya Lancana itu dipercaya melahirkan sebuah kitab ramalan yang dipercaya banyak
orang dari generasi ke generasi sebagai kunci peradaban Indonesia.
Diantara ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah mengenai pemimpin ( presiden ) Indonesia dengan inisial nama No-To-No-Go- Ro.
Tak hanya itu saja, konon ada beberapa
ramalan Jayabaya yang benar-benar terbukti telah terjadi di negeri ini. Seperti yang sedang heboh mengenai prediksi meletusnya gunung Slamet yang bisa membelah pulau Jawa.
Coba disimak baik-baik ya,

1. Pulau Jawa Banjir
Salah satu hal yang rutin muncul ketika musim penghujan tiba di Indonesia adalah banjir. Memang sih, banjir terjadi karena tingkah laku manusia yang tak peduli pada lingkungan seperti membuang sampah sembarangan.
Namun tahukah pemirsa sekalian, kalau Jayabaya sudah memperkirakan bahwa banyak kawasan di Jawa bakal tergenang air. Di mana Jayabaya menyebut masa itu sebagai jaman Kalatirto.
Zaman Kalatirto (zaman air) diyakini Jayabaya sebagai banjir karena Sang Hyang Raja Kano yang bertahta di negara Purwocarito sering menata batu besar untuk membendung kali (sungai) dan bengawan. Masa itu dihitung mulai 301-400 tahun matahari atau 310-412 tahun Candra.


Boleh percaya boleh tidak, sebagian besar masyarakat Indonesia masih percaya dengan yang namanya ramalan, bahkan tidak sedikit orang yang mendeklarasikan dirinya sebagai peramal dan berusaha meraup materi dari profesinya tersebut. Ramalan biasanya akan dikenal dan dipercaya apabila ramalan itu terbukti kebenarannya, jika tidak maka hanya akan dianggap omong kosong belaka. Dari banyaknya ramalan yang beredar di masyarakat, ramalan Joyoboyo adalah yang paling dipercaya dan paling banyak dijadikan rujukan. Siapakah sebenarnya Joyoboyo sehingga ramalannya banyak diperhitungkan orang? Apakah peristiwa akhir-akhir ini juga bagian dari ramalan Joyoboyo?


Satu dasawarsa lebih era reformasi berlalu. Setidaknya empat kali sosok figur memimpin bangsa ini. sepanjang satu dasawarsa lebih ini nampaknya apa yang diharapkan rakyat dari keempat figur ini jauh dari terwujud. Ini kenyataannya. Nyatanya rakyat miskin tetap dibiarkan miskin, tak ada upaya serius pemerintah untuk menghentikan kemiskinan. Para pemimpin malah sibuk mengatur diri dan partainya. Terlebih menjelang pilpres. Tahun depan. Klop!
Partai-partai politik dan para anggota dewannya sama juga, menyibukan diri berlomba memperkaya diri dan saling mempertahankan posisi. Kongkritnya mereka lupa dengan tugas, apalagi janji dan tanggung jawabnya pada rakyat yang memilih.
Setiap hari, pemberitaan media elektronik maupun cetak yang menjadi topik selalu saja ribut-ribut antar parpol, antar anggota dewan bahkan dalam diri parpol itu sendiri tak ada kesepahaman. Lantas kapan mereka akan memikirkan rakyat?
Saya khawatir jika hal ini selalu dibiasakan akan menjadi gejolak sosial. Saya khawatir jika hal ini selalu dibiasakan akan menjadi gejolak sosial.
Ada benarnya jika carut marutnya tatanan bangsa ini di kaitkan dengan ramalan Ronggowarsito dalam kitabnya yang menyebutkan, bahwa di Zaman Edan siapa yang tidak edan tidak kebagian. Orang waras dianggap tidak waras, tetapi penjahat negara dianggap sebagai pahlawan. Walaupun begitu, menurut Ronggowarsito, sebaik-baik orang di Zaman Edan adalah mereka yang ingat dan waspada (eling lan waspadha).

About this blog

Blog-blog Terkait

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.

Pojok Blog

widget

Followers

widget

Pengunjung

Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates